Kamis, 21 Maret 2013

Aku Sakit

Kamu takut menyinggung menantu kesayanganmu dengan cara menyakitiku. Memang lebih mudah menyalahkan ku, karena aku tak akan membalas, karena aku tak memberi apa-apa dan dia memberimu uang.
Tapi aku ga pernah makan harta yang bukan hak ku -walau pemilik harta itu tidak menagihnya karena tidak tahu- dan menebusnya dengan menjual rumah yang masih ada hak orang lain disana.
Tapi kelak aku ga akan membebankan pengasuhan anakku kepadamu, jika kau di rumahku nanti kau tidak perlu takut kesulitan, kau tidak akan melihat cucumu dariku membuatmu sakit kepala.
Aku ga sombong walau ga punya apa-apa sampai ngebelain ngambil hak orang lain. Aku ga egois hanya karena iri pada keberhasilan sodara sendiri. Aku ga akan saudaraku aneh biar dianggap hebat.
Aku ga akan meninggalkan anak dalam kondisi demam demi mengabulkan janji berkumpul yang ga penting dengan kawan-kawan.
Saat ini aku memang tidak punya apapun untuk dibanggakan. Dan aku terima walau tak ku ingkari aku sakit hati, selalu dipaksa mengalah demi tidak menyinggung menantu kesayangan? Sampai kapan kau bisa objektif? Menjadikan aku sumber kesalahan. Tumpahan kekesalan. Bersyukurlah aku belum gelap mata, sehingga aku masih bisa menahan semua keinginan buruk karena sakit hati.

Rabu, 20 Maret 2013

Hari Ulang Tahun

Ulang tahun... aku punya beberapa kali pertambahan usia yang membuatku bahagia melebihi tahun-tahun yang lain. Mereka ada di Ulang Tahun ke :

Ulang Tahun ke 5 :
Ini perayaan ulang tahunku yang pertama, mengundang temen-temen sepermainan, ada kue, lilin dan kado. Namun, walau dari sekian banyak kado yang aku terima, aku hanya inget sepeda mini pertamaku dari om tersayang, adik bontot papa yang masih bujang dan berkarier lumayan.
Dengan sepeda ini aku belajar dari roda 4 hingga akhirnya berhasil menjaga keseimbangan di roda dua yang membuatku memiliki sepeda lebih besar dan akhirnya menjadi pengendara sepeda motor.
Aku ingat pakaian pestaku, mungkin kalau mengenal kartun Candy-Candy, seperti itulah bajunya. Baju terusan berwarna merah dengan bunga putih (andai ada fotonya)

Ulang Tahun ke 12 :
Ini sih pesta nekat, mengundang temen-temen sekelas di sekolah. Nekat karena tanpa persiapan dan membuat repot mama. Hadiah yang paling berkesan adalah RollerBlade, sebuah sepatu roda yang mirip IceSkating yang emank lagi ngetrend saat itu.

Ulang Tahun ke 20 :
Baru masuk kuliah, mengenal teman-teman baru dan mengenal pria pertama yang merubah hidupku. Namanya Yerri Kurniawan, lahir persis di hari ulang tahunku. Dia lah yang pertama kali memberitahuku tentang hari kelahiran kami yang sama persis. Aku awalnya hanya menyangka itu trik dia untuk ngobrol denganku, sampai dia harus mengeluarkan KTP untuk membuktikan.
Jangan salah sangka, tak ada romantisme antara kami. Bagiku dia hanya bagai kakak, karena entah bagaimana walau usia kami sama tapi dimataku dia dewasa sekali. Dia tidak pernah berusaha menarik perhatianku melebihi dari teman.
Pernah sekali dia memintaku merayakan ulang tahun kami berdua, aku ga pernah menganggap itu ajakan kencan, aku mengiyakan karena takjub bisa punya teman dengan kelahiran sama. Namun hal itu ga pernah terwujud, karena dia keburu sibuk mengincar salah satu teman kampus kami.
Yerri pernah bilang, kami pisces yang kebalik... "gw versi cewe, murni versi cowo" setuju karena dimasa perkuliahan, aku cenderung cuek dan tomboy, dia justru lebih rapi dan kalem. Kami sama-sama memilih spesialisasi yang sama dan sepertinya tidak sepertiku yang berhenti tanpa bisa meraih profesi yang seharusnya, Yerri pasti udah hebat sekarang.
Yerri, pernah menjadi semangatku dalam meraih nilai. Ga pernah rela bila dia lebih pintar. Yerri juga membuatku kehilangan, waktu semua orang menganggap aku menyukainya sedangkan dia sedang dekat dengan salah satu teman seangkatan kami. Mungkin karena takut cewe itu cemburu maka dia menjauhiku.
Yerri membuatku menyukai Kahitna karena ceritanya mengenai cinta pertamanya. Aku tak pernah menginginkannya lebih dari sekadar teman, walau aku menyayanginya lebih dari itu. Aku tak pernah berhasil menjelaskan bagaimana sebenarnya perasaanku terhadapnya. Ini bukan jatuh cinta terselubung, yang menggunakan istilah sahabat untuk menutupi maksud sebenarnya. Tidak, aku hanya mengagumi sosoknya yang dimataku terlihat "besar". Namun, aku selalu ikut marah (walau dia ga pernah tau) apabila ada wanita yang menyakitinya.
Setiap ulang tahunku, aku rindu Yerri. Ingin mengucapkan ulang tahun tapi dia menghilang entah dimana.

Ulang Tahun kini 29 :
Harusnya menjadi salah satu tahun terindah, ini tahun pertamaku berstatus sebagai istri, dan andai semuanya baik-baik saja bulan ini kandunganku memasuki bulan ke 2. Harusnya jantungnya mulai berdenyut, harusnya detak itu terbaca. Namun ternyata Tuhan berkata lain, mungkin salah satu dari lalaiku. Dia berhenti berkembang, bahkan jantungnya tak sempat berdenyut. Sedih menerima kenyataan ini. Sedih karena hadiah terindah itu ku sia-siakan
Semoga hadiah ini hanya di tunda pemberiannya menjadi

Menikah

Melihat update status teman-teman khususnya teman-teman khususnya yang wanita yang sudah ada di usia pantas bahkan -menurut lingkungan- harus menikah, mereka sudah siap dilamar pasangan masing-masing. Bagi yang sudah memiliki pacar tetap, kerinduan ini malah makin hebat karena selain pertanyaan "kapan nyusul?" tiap menghadiri resepsi pernikahan, orang tua juga sudah mulai ribut dengan desakan "mau sampai kapan, pacaran mulu?" hehehe
Namun bagi yang jomblo alias ga punya pacar sama sekali juga ga bisa nyaman. Selain dihantui pertanyaan kapan nyusul itu tadi, kondisi jomblo malah membuat kondisi orang tua lebih khawatir. Akhirnya yang keluar pertanyaan "kapan pacarnya mau dikenalin?" 'nah loh'... Maka makin galau lah ladies-ladies ini.
Jadi mau share nih.
Saya sendiri termasuk telat menikah apabila menurut lingkungan, namun karena menurut keluarga saya masih kecil maka sampai melampaui usia 25, keluarga masih adem aja. Yah, saya bontot dan memang dianggap tidak pernah dewasa. Namun, akhirnya saya menikah diusia 28 hahaha, i made it, yeay!!!!
Tapi bukan itu yang saya mau share, saya mau share kalo saya juga pernah ada di posisi teman-teman. Mulai dari belum siap sama sekali, sampai sangat siap sampe iri dan bete kalo nerima undangan nikah, dan akhirnya ga pengen lagi karena cape gagal mulu tiap pacaran.
Dimulai saat ada pria pertama yang datang melamar. Ehm mungkin ga pas dibilang melamar karena dia datang sendiri, ga sama keluarganya termasuk orang tua, tapi ya, dia mengajukan niatnya apabila saya mau, dia ingin menikahi saya. Tanggapan saya? Senyum, salah tingkah. Bukan karena malu atau apa, saya justru terkejut dan merasa ga siap. Usia saya waktu itu baru 21, dan menikah sama sekali belum terlintas dipikiran saya, yang ada malah, main dan belajar. Usia segitu saya masih kuliah dan menjelang skripsi, dan yah saya juga ga sreg sama calonnya. Bukan karena dia brengsek atau apa, tapi ya mank ga ada hati sama sekali. Bahasa abegenya ga naksir lah, hihihihi. Tapi saya dan dia berteman baik kok sampai sekarang. :D
Saya merasa siap menikah saat usia 23 tahun dan bertemu dengan cinta pertama di yahoo mesengger. Aneh? engga kayanya, kan abad 21 hehehehe. Walo kenal di Yahoo Mesennger ternyata kami tetangga sekota, jadi deh kami sering main. Di mata saya dia dewasa -kami berbeda 2tahun dan dia lebih tua- dan bisa membuat saya lebih baik daripada saya sebelumnya. Seperti saya katakan sebelumnya, itulah saat pertama saya ingin sekali dilamar seorang pria, dilamar dia hehehehe. Sayangnya walau kami dekat tapi tidak membuat jalan kami mulus, inget tagline nikah boleh dengan siapa saja asal : agama baik, cantik, pendidikan oke, baik dan sesuku? menurut dia saya : agama insya Allah baik, cantik, pendidikan ga mengecewakan, dan sangat baik, tapi -kenapa harus ada tapi?- kami ga sesuku. Yah itulah halangan saya menikah dengan dia, apesnya dia punya keluarga yang satu suku denganku malah berprilaku mengecewakan keluarganya (haddeh).
Setelah gagal dengan dia, saya berusaha mencari pria lain untuk menggantikannya, untuk mengobati kesepian, paling tidak itu menurut saya. Ternyata saya malah dapat hal sebaliknya, pria-pria itu malah membuat saya makin terpuruk, ada yang selingkuh di depan mata saya, ada yang bilang sayang malah kerjanya nuntut mulu, parahnya saking pengennya punya pacar tetap saya malah jadi korban PHP -Pemberi Harapan Palsu-. Ini pertama kalinya karena biasanya saya bukan orang yang mudah tertarik.
Akhirnya saya memutuskan untuk berhenti mencari pria, dan menyibukan diri dengan bekerja dan bergaul dengan teman-teman. Kalo di tanya apa ga pengen nikah? jawaban saya, pasti pengen cuma ga lagi saya ambil pusing. Saya percaya kalo waktunya pasti saya menikah juga, entah dengan siapa. Toh, pencarian saya gagal terus hehehe
Dan benar saja, setahun setelah itu saya menikah. Prosesnya juga sangat mengejutkan bagi saya, kami hanya butuh waktu 1bulan dari lamaran sampai ijab kabul. Ajaibnya walau termasuk terlambat, saya malah merasa belum siap. Dulu waktu ada dimasa off dan males dengan pria saya pernah berfikir bagaimana caranya punya anak tanpa suami dan tanpa melakukan seks yang diharamkan, saya ingin punya anak, tapi ogah cari bapaknya hahaha.
Walau kilat, bukan berarti saya dan calon suami tidak kenal sama sekali. Kami berteman, namun ga bisa dibilang pacaran. Kami bahkan ga pernah ngedate, dan saya tidak pernah jatuh cinta sama sekali dengan dia, namun saat dia mengajak saya menikah, entah mengapa saya tau dia memang untuk saya. Ada bayangan ayah saya dalam dirinya, walau dia tidak sedewasa cinta pertama saya, namun dia yang cocok dengan saya.
Kami mulai dekat Agustus 2012, saat itu Ramadhan dan seminggu setelah Idul Fitri dia melamar saya dan Oktober 2012 kami menikah. Alhamdulillah walau saya saat menikah tidak cinta, sampai saat ini sudah hampir 5 bulan kami menikah, hubungan kami mesra.
Inilah yang saya mau share buat teman-teman. Mungkin lingkungan melemahkan kita, tapi akan ada waktunya nanti kita tersenyum karena di pertemukan dengan pasangan sebenarnya. Mungkin agak terlambat karena Tuhan sedang mempersiapkan jodoh yang tepat bukan kita. Jangan khawatir yang sobat.